Bayu Purnomo Jati |
Bayu
Purnomo Jati merupakan nama salah satu tokoh dalam
film Garuda di Dadaku yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah. Tokoh ini diperankan oleh Emir Mahira.
Bayu adalah seorang anak SD yang menyukai
sepak bola. Hobi itu ditunkan dari ayahnya. Cita cita Bayu adalah menjadi
pemain Timnas dan memakai seragam yang ada lambang Garuda di Dadanya. Tokoh
idola bayu adalah Bambang Pamungkas.
Hobi Bayu untuk bermain sepak bola tidak
mendapat restu dari sang kakek. Sang Kakek menganggap bahwa pemain sepak bola
adalah pekerjaan yang tidak bermutu dan tidak elit. Untuk itu sang kakek
menyarankan Bayu untuk mengikuti les musik dan melukis. Demi menjaga perasaan
sang kakek, Bayu tetap mengikuti saran sang kakek dengan mengikuti kedua les
tersebut. Dia juga melakukan hobi bermain sepak bola dengan sembunyi – sembunyi
agar tidak ketahuan sang kakek.
Suatu hari, atas saran temannya (Heri), Bayu
mencoba mengikuti seleksi untuk masuk ke SSB (Sekolah Sepak Bola) Arsenal
dengan jalur beasiswa. Masuk ke SSB tersebut bisa menjadi batu loncatan untuk
mengikuti seleksi pemain Timnas U-13. Maka Bayu dibantu oleh Heri dan Bang
Dulloh, berusaha mempersiapkan diri agar bisa lolos seleksi. Awalnya mereka
menemui kendala, yakni susah mencari lapangan untuk tempat Bayu latihan.
Beberapa kali mereka menemukan lapangan yang sudah dipagar dan digembok dengan
rapat. Akhirnya mereka menemukan sebuah tempat yang cocok untuk latihan, yaitu
sebuah kompleks pemakaman yang sudah lama tak terurus. Mereka dibolehkan
latihan di tempat tersebut dengan syarat mau membantu membersihkan tempat
tersebut.
Tiba saatnya seleksi untuk masuk SSB Arsenal.
Dengan perjuangan yang cukup berat, akhirnya Bayu terpilih masuk menjadi
anggota SSB Arsenal. Namun perjuangan belum berakhir, dia masih harus berjuang
lebih giat lagi agar mampu terpilih menjadi pemain Timnas U-13. Bayu berusaha
mengatur jadwal agar tetap bisa latihan, mengikuti les dan sekolah dengan
lancar. Bayu masih merahasiakan semua
itu dari Sang Kakek.
Hingga suatu hari, sang kakek mengetahui
semuanya. Sang kakek tiba – tiba terkena serangan jantung saat melihat Bayu
bermain bola di lapangan SSB Arsenal. Sang Kakek dibawa ke rumah sakit dan
tidak sadar selama beberapa hari. Bayu merasa sangat terpukul atas kejadian
tersebut. Dia bahkan sempat mengurungkan niatnya untuk mengikuti seleksi Timnas
U-13. Ketika kakeknya sadar, sang kakek meminta maaf kepada Bayu dan berjanji
tidak akan memaksakan kehendaknya. Beliau sadar bahwa bakat Bayu adalah sebagai
seniman sepakbola.
Dengan persiapan yang tinggal 2 hari lagi,
Bayu berusaha keras mengejar ketertinggalannya dengan yang lain. Dia ingin
sekali lolos seleksi Timnas U-13. Saat hari seleksi tiba, Bayu bersama 2 orang
teman lain dari SSB Arsenal, berjuang untuk bersaing dengan wakil dari SSB lain
se Indonesia. Akhirnya Bayu terpilih menjadi salah satu anggota Timnas U-13.
Di akhir film. Bayu dipercaya menjadi Kapten
tim saat menjalani pertandingan persahabatan melawan Timnas U-13 Jepang.
Comments
Post a Comment
Silahkan tulis komentar anda.